Kisah Qais bin Shirmah dan Kaitannya dengan Puasa Ramadhan

Kisah Qais bin Shirmah

Kisah Qais bin Shirmah menceritakan awal turunnya surat Al-Baqarah ayat 187. Ayat tersebut mengisahkan asal usul dari ketentuan selama puasa Ramadhan. Ketentuan itu pun kita sudah terapkan.

Puasa memang mengharuskan kita menahan diri dari lapar, haus, dan nafsu biologis. Kita pun melaksanakannya dari subuh hingga maghrib. Tapi, ternyata Qais bin Shirmah memberi dampak pada ketentuan untuk berpuasa Ramadhan.

Kisah Qais bin Shirmah

Jadi, siapa Qais bin Shirmah? Qais bin Shirmah merupakan sahabat Rasulullah SAW dari kaum Anshar. Ia merupakan seorang buruh yang bekerja di kebun kurma.

Suatu hari saat bulan Ramadhan yang bertepatan dengan musim kemarau, Qais kembali ke rumahnya ketika waktu berbuka. Ia menemui istrinya dan bertanya apakah ada makanan untuk buka puasa.

Sayangnya, sang istri mengaku mereka belum punya makanan. Oleh karena itu, istri Qais keluar rumah untuk mencari makanan. Qais yang sudah kelelahan karena bekerja seharian tertidur justru tertidur tanpa memakan apapun untuk berbuka puasa.

Qais pun kembali bekerja dan berpuasa Ramadhan tanpa makan sejak kemarin. Tetapi, ia pingsan ketika sedang bekerja. Oleh karena itu, para sahabat melaporkannya kepada Rasulullah SAW. Kemudian, turunlah surat Al-Baqarah ayat 187 sebagai berikut:

اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ

Artinya:

Dihalalkan bagimu pada malam puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkanmu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah. Maka, janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah: 187).

Kisah sahabat nabi Qais bin Shirmah ini sekaligus menentukan batasan waktu jelas puasa Ramadhan. Batas waktunya fajar hingga matahari terbenam.Itulah kisah Qais bin Shirmah yang menjadi awal ketentuan puasa Ramadhan. Ingin beramal secara maksimal saat bulan suci ini? Mari gunakan Digital BSI Maslahat sebagai platform andalan untuk beramal.

Bagikan:
Beranda
Bantuan
Infak Cepat
Cari
Akun