Kelaparan Mencekik Gaza, Ratusan Anak Kehilangan Nyawa

kelaparan palestina, masa kelaparan,

Dua tahun agresi brutal penjajah tidak hanya menyebabkan kerusakan, tapi juga situasi krisis yang memprihatinkan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyatakan secara resmi tentang bencana kelaparan mencekik Gaza.


Juru bicara PBB, Jens Laerke, menekankan gentingnya krisis pangan dengan menyebut Gaza sebagai “tempat paling lapar di bumi”. Mirisnya, situasi ini masih berlangsung hingga sekarang.


Pasalnya, kerusakan di wilayah Gaza telah melumpuhkan sektor pertanian yang menjadi tulang punggung produksi pangan. 


Kelaparan Mencekik Gaza

Militer penjajah melancarkan serangan yang menargetkan tidak hanya fasilitas militer, namun juga berbagai infrastruktur sipil. 


Laporan dari Integrated Food Security Phase Classification (IPC) menunjukkan bahwa pada akhir September 2025, hampir sepertiga dari total populasi Gaza mengalami kondisi kelaparan.


Melansir dari CNN World, pelapor tentang hak atas pangan PBB, Michael Fakhri, menuding penjajah menggunakan kelaparan sebagai senjata untuk melemahkan, mengusir, dan membunuh warga Palestina.


Namun, pihak penjajah membantah terjadinya kelaparan Palestina dengan mengklaim bahwa laporan IPC tersebut palsu karena dibuat berdasarkan data yang bias.


Mereka juga mengklaim bahwa pembatasan bantuan kemanusiaan hanya dilakukan untuk pemeriksaan keamanan. 


Kendati faktanya pembatasan ini telah membuat ratusan truk bantuan tidak bisa masuk ke Gaza.


Bencana Kelaparan Terburuk

Perang yang telah berlangsung lebih dari 700 hari, telah menyebabkan lebih dari 67.000 korban jiwa.


Kementerian Kesehatan Gaza juga melaporkan bahwa sebanyak 455 orang meninggal akibat kelaparan atau gizi buruk. Angka tersebut termasuk 151 orang anak-anak.


Total jumlah korban meninggal akibat kelaparan dan gizi buruk telah mencapai 177 orang sejak perilisan laporan IPC mengenai kelaparan di Gaza pada 15 Agustus lalu.


Mirisnya, masa kelaparan di Gaza masih berlangsung hingga saat ini. Salah satu penyebabnya yaitu pembatasan ketat oleh otoritas penjajah terhadap bantuan yang masuk.


Kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan penjajah membawa sejumlah perkembangan situasi. Termasuk di antaranya yaitu pengiriman lebih banyak bantuan ke Gaza.


Penyaluran bantuan masih menjadi satu-satunya harapan untuk mengatasi kelaparan mencekik Gaza. Pasalnya, dampak kerusakan di wilayah Gaza diprediksi membutuhkan waktu lama untuk pemulihan.


Setiap bantuan dari kita akan sangat berarti bagi korban perang Gaza. Yuk, ikut donasi buat Gaza melalui BSI Maslahat.




Bagikan:
Beranda
Bantuan
Infak Cepat
Cari
Akun