Wanita Karir Vs Ibu Rumah Tangga dalam Islam, Pilih Mana?

Sampai sekarang pandangan tentang wanita karir vs ibu rumah tangga dalam Islam masih saja menjadi perdebatan hangat.

Apalagi, dewasa ini makin banyak wanita yang terjun sebagai profesional dalam karir mereka. Namun, di balik sosok wanita karir yang independen, terkadang kewajiban sebagai istri menjadi terkesampingkan.

Lantas, bagaimana pandangan Islam mengenai hal tersebut? Mari simak lebih lanjut.

Wanita Karir Vs Ibu Rumah Tangga dalam Islam

Ada berbagai faktor yang melatarbelakangi pilihan seorang wanita untuk bekerja. Sebagian bertujuan untuk menambah penghasilan supaya dapat membantu ekonomi keluarga.

Sementara itu, ada juga yang bertekad meniti karir demi mengaktualisasikan keterampilan yang telah diasah selama menimba ilmu.

Maka, mulai munculah pertanyaan lebih baik wanita karir atau ibu rumah tangga menurut Islam.

Agama Islam memiliki aturan yang menyeluruh, termasuk menegaskan posisi kaum wanita dan hak-hak mereka. Islam memuliakan kedudukan kaum wanita, baik sebagai seorang anak, saudara, istri, maupun ibu.

Berdasarkan hukum Islam, wanita juga berhak memiliki harta dan menggunakannya, baik dengan menyewakan maupun membelanjakan.

Nah, masalah perdebatan pandangan tentang wanita karir vs ibu rumah tangga biasanya berakar dari anjuran dalam Islam, yaitu wanita sebaiknya tetap tinggal dalam rumah.

Sebagaimana dalam firman Allah berikut,

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

Artinya: 

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Q.S. Al-Ahzab:33).

Bolehkah Wanita Bekerja?

Anjuran untuk tetap tinggal dalam rumah menegaskan pentingnya bagi wanita untuk menjaga kemuliaan sekaligus menunaikan kewajiban. Maksud kewajiban ini merujuk pada tugas wanita sebagai sosok istri dan ibu.

Dalam rumah tangga, seorang wanita memiliki kewajiban untuk mengurus keluarga. Alhasil, ketika bekerja wanita harus menjalankan peran ganda.

Meskipun demikian, tidak larangan dalam Islam yang menegaskan wanita tidak boleh bekerja. Apalagi jika memang kondisi mengharuskan mereka untuk mencari nafkah.

Bahkan, terdapat hadits yang membolehkan wanita untuk bekerja. Berikut dalilnya,

“Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia menuturkan bahwa Hindun binti ‘Utbah berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang suami yang pelit. Ia tidak memberikan nafkah yang cukup untukku dan anakku, kecuali apa-apa yang aku ambil darinya dengan sembunyi-sembunyi.“ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ambillah harta yang mencukupi dirimu dan anakmu dengan cara yang ma’ruf (baik).” (HR. Al Bukhari dalam Shahih-nya (no. 5324).Jadi, boleh saja menjadi wanita karir sekaligus ibu rumah tangga. Dengan catatan, kita tetap melaksanakan kedua peran tersebut dengan baik.

Sedekah untuk Ibu

Bagi sosok ibu yang jasanya tidak akan pernah bisa kita balas, ada cara kecil untuk mengirimkan pahala, yaitu dengan sedekah atas nama ibu. Mari bersedekah atas nama ibu melalui BSI Maslahat.

Akhir kata, semoga pembahasan tentang wanita karir vs ibu rumah tangga dalam Islam menjadi wawasan yang bermanfaat

Bagikan:
Beranda
Bantuan
Infak Cepat
Cari
Akun